*sambungan dari ....
BAB I
SEKILAS SEJARAH
KELUARGA KAROLUS WIRYOGUNO
D. Yosibah Dayirah
Kisah perjalanan dan pekerjaan
Karolus Wiroguno sungguh luar biasa. Meskipun demikian dalam kehidupan berumah
tangga dengan Supinah ( Yosefina ) dia belum dikarunai anak. Bahkan sampai pada
tahun 1852 Supinah meninggal dunia karena wabah kolera, keluarga ini belum juga
mendapat anak. Kesedihan hati sepeninggal isteri tercinta mempengaruhi suasana
kehidupan keluarga besar Cokrokusumo. Ibu Dorkas dan adik akaknya tidak bosan
untuk menemani dan menghiburnya. Karolus berfikir bahwa hasil kerjanya seakan
tidak ada gunanya.
Setelah sekian lama hidup tanpa isteri, tibalah Karolus menyampaikan keinginannya kepada Ibu Dorkas untuk menikah lagi. Adapun wanita yang diinginkannya yaitu putri Kyai Simon Suryo bernama Yosibah Dariyah ( janda tanpa anak dari Manase). Saat itu ibu Dorkas Cokrokusumo juga menyetujui meskipun juga menanyakan kepada Karolus, apakah tidak kecewa jika tidak memiliki anak lagi, mengingat saat menjadi isteri manase, Yosibah dariyah juga tidak dikaruniai anak. Karolus tetap bersikeras dan akan menerima, bahkan dia sempat berjanji jika kelak Tuhan mengaruniai anak beberapa sebagian akan diserahkan kepada pdt. J. Kruyt untuk menerima pendidikan melayani jemaat Kristen. Dan yang lain melanjutkan karyanya untuk melayani masyarakat dalam memimpin desa.
Lamaran Karolus kepada Yusibah
Dariyah segera dilaksanakan oleh ibu Dorkas kepada keluarga Simon Suryo di
Mojoroto. Ternyata keluarga tersebut menerima dengan baik. Pemberkatan nikah
dilakukan di Mojowarno oleh J. kruyt pada tahun 1853.
Tuhan memberkati keluarga baru
karolus dengan 8 orang anak ( 6 orang pria dan 2 orang wanita ). Namun sayang 3
putera dan 1 puteri meninggal dunia. Anak pertama bernama Amasiyo lahir 1854
meninggal pada waktu bayi. Adak ke 2 dan 3 laki-laki kembar lahir 1855
meninggal dunia. Pada tanggal 15 desember 1856 lahirlah anak ke 4 yang diberi
nama Muso Jebus Wiryosentono. Selanjutnya diikuti adik-adiknya : Iprayim setu
Brotodiwiryo, Simsim Mestoko dan Lesningwati.
Sesuai nadzarnya maka para putra-putri ini
dipersiapkan untuk melayani jemaat
gereja dan masyarakat desa. Inilah kebahagiaan yang diterima keluarga Karolus
Wiryoguno dalam melakukan karsa Tuhan.
Pada tahun 1899 Karolus dipanggil Tuhan dan dimakamkan di makam
Mojowangi meskipun demikian perannya baik di gereja dan masyarakat desa
dilanjukan Karolus-Karolus yunior yang telah dipersiapkan sebelumnya.
shallom,,,apakah bapak bisa menampilkan susunan pohon keturunan dari Karolus sampai keturunan yang sekarang,,?
ReplyDeletetrima kasih Tuhan memberkati
sya cicitnya dr r.muso
ReplyDeletesaya adalah cicit dr r.muso
ReplyDeletekake saya r.wiryo hardiyono
asal muasal mojowarno