Pages

Saturday, March 31, 2012

*sambungan dari ....
BAB I
SEKILAS SEJARAH KELUARGA KAROLUS WIRYOGUNO



D. Yosibah Dayirah

Kisah perjalanan dan pekerjaan Karolus Wiroguno sungguh luar biasa. Meskipun demikian dalam kehidupan berumah tangga dengan Supinah ( Yosefina ) dia belum dikarunai anak. Bahkan sampai pada tahun 1852 Supinah meninggal dunia karena wabah kolera, keluarga ini belum juga mendapat anak. Kesedihan hati sepeninggal isteri tercinta mempengaruhi suasana kehidupan keluarga besar Cokrokusumo. Ibu Dorkas dan adik akaknya tidak bosan untuk menemani dan menghiburnya. Karolus berfikir bahwa hasil kerjanya seakan tidak ada gunanya.

Setelah sekian lama hidup tanpa isteri, tibalah Karolus menyampaikan keinginannya kepada Ibu Dorkas untuk menikah lagi. Adapun wanita yang diinginkannya yaitu putri Kyai Simon Suryo bernama Yosibah Dariyah ( janda tanpa anak dari Manase). Saat itu ibu Dorkas Cokrokusumo juga menyetujui meskipun juga menanyakan kepada Karolus, apakah tidak kecewa jika tidak memiliki anak lagi, mengingat saat menjadi isteri manase, Yosibah dariyah juga tidak dikaruniai anak. Karolus tetap bersikeras dan akan menerima, bahkan dia sempat berjanji jika kelak Tuhan mengaruniai anak beberapa sebagian akan diserahkan kepada pdt. J. Kruyt untuk menerima pendidikan melayani jemaat Kristen. Dan yang lain melanjutkan karyanya untuk melayani masyarakat dalam memimpin desa.
Lamaran Karolus kepada Yusibah Dariyah segera dilaksanakan oleh ibu Dorkas kepada keluarga Simon Suryo di Mojoroto. Ternyata keluarga tersebut menerima dengan baik. Pemberkatan nikah dilakukan di Mojowarno oleh J. kruyt pada tahun 1853.
Tuhan memberkati keluarga baru karolus dengan 8 orang anak ( 6 orang pria dan 2 orang wanita ). Namun sayang 3 putera dan 1 puteri meninggal dunia. Anak pertama bernama Amasiyo lahir 1854 meninggal pada waktu bayi. Adak ke 2 dan 3 laki-laki kembar lahir 1855 meninggal dunia. Pada tanggal 15 desember 1856 lahirlah anak ke 4 yang diberi nama Muso Jebus Wiryosentono. Selanjutnya diikuti adik-adiknya : Iprayim setu Brotodiwiryo, Simsim Mestoko dan Lesningwati.
Sesuai nadzarnya maka para putra-putri ini dipersiapkan untuk melayani  jemaat gereja dan masyarakat desa. Inilah kebahagiaan yang diterima keluarga Karolus Wiryoguno dalam melakukan karsa Tuhan.  Pada tahun 1899 Karolus dipanggil Tuhan dan dimakamkan di makam Mojowangi meskipun demikian perannya baik di gereja dan masyarakat desa dilanjukan Karolus-Karolus yunior yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3 comments:

  1. shallom,,,apakah bapak bisa menampilkan susunan pohon keturunan dari Karolus sampai keturunan yang sekarang,,?
    trima kasih Tuhan memberkati

    ReplyDelete
  2. saya adalah cicit dr r.muso
    kake saya r.wiryo hardiyono
    asal muasal mojowarno

    ReplyDelete